kompilasi berkas galau ahmad raka
Bermain dengan
kata menyusun Bahasa non verbal dalam mencurahkan isi pikiran dalam hubungan
social dengan memilih berbagai kalimat kemudian merangkainya dengan apik
kemudian mengikatnya dalam sebuah puisi kemudian menangkap berbagai juta warna
dengan kamera mengabadikan alam sebagai latar backround permainan ini, ini
tentang rasa mencari kepuasan dan ekspresi selera jiwa dalam bentuk ekplorasi
syair yang membuatku tenggelam dan aku gunakan untuk diriku sendiri penuhi
setiap cela kosong dalam jiwa sebagai galeri kehidupan yang tak pernah sama
walau dari satu tetes darah kelahiran.
Semua akan terjawab ketika semua ini melangkah dalam
perjalanan kehidupanmu seperti dimana keadaan memaksamu berada di titik yang
engkau buatnya begitu rendah dan kemudian engkau berontak dengan segala tenaga
yang terkurung dalam sangkar iga mu, hingga rontoklah bulu-bulu sang elang
hingga letih jiwa ini untuk melawan takdir kemudian melemah kemudian menyerah
dan perlahan menikmati setiap peristiwa dari perputaran roda kehidupan. Namun
masih sahaja aku merasa ini menyenangkan walaupun pilu dan letih di saat yang
lain aku rasa….
Aku mencoba terus bergerak walau merangkak aku coba bangun lagi
walau tertatih aku masih mencoba mengangkat wajahku menantang hidup
walau pandanganku sering kali kabur, namun aku masih berani tersenyum dan menantang
dengan angkuh….
Karena aku
belajar dan yakin seberapa seringpun aku terjatuh itu tidak akan membuatku
terbunuh, menuju puncak itu tak pernah ada cerita yang mudah , tugasku hanya
terus berjalan maju tak perduli berapa jauh itu, berapa banyak perbekalan yang
harus aku siapkan, seberapa perih luka yang harus aku hadapi. Karena hal yang
tela pasti hanyalah kematian dan menuju titik itu aku berjuang untuk menjadi
berguna dan tak hidup hanya sekedar hidup, menulis tak sekedar menulis dan tak
sesederana yang terlihat.
Atmosfer
kehidupan selalu berubah tapi bukankah itu yang membuatnya menarik;-)?
Membuatnya
keidupan ini tak menjemukan. Namun ironi nya keinginan kita untuk sepi dari
kesedihan dan kegelisahan sungguh bertentangan dengan hakikat kehidupan dan
fitrah penciptaan seperti seorang penyair berkata “kehidupan ini diciftakan
dengan kekeruhan tapi kita menginginkannya jernih laksana mengharapkan percikan
api dalam air” .
Kompilasi
Mampuhkan
engkau hadir dimalam dan hariku; mampuhkah engkau pecahkan kesunyian ini if tomorrow never cose,show everyday
Bisakah
bantu aku memintal benang sutra kehidupanku yang keras, dan mungkin tak dapat
engkau sentuh
Tak
usah hingga kering air matamu untuk memohon diri untuk beranjak pergi dari
sampingku, karena aku tak akan patahkan sayapmu ataupun jinakkan liarnya burung
cinta yang terkurung dalam sangkar jiwamu, dan jarak bisa saja leburkan janjimu
seperti butiran debu di padang pasir berlari jauh menelisik di sela-sela
kepalanku.
Gelora
nafsu yang menderu
Hati
berlindung hanya padamu
Tak
ada kebebasan kecuali setelah langkah pertama disurga
Dan
semua akan terbalas sehingga ridha semua angan akan
Terbayar
lunas.
Putik-putik
harapan di terjang badai putus asa benih-benih cinta di sinari air mata bahagia
yang mulai
Bertunas
di landa kerontang dan keringnya kecewa.
Jiwa-jiwa
lemah dengan gigih membanun menara kepercayaan nan kokoh namun keropos dan
hancur di grogoti rayap –rayap penghianatan.
Dan
kehidupan mengajaku amati seorang laki-laki
Begitu
gigih membangun kepercayaan dan hancur oleh
Kebohongan
kecil
Sunggguh
begitu compleks keadaan manusia dan
Segala
hal yang ada padanya
Bangsa
tertinggi yang di ciftakan sang khaliq.
26,
2012
Tak
pernah bisa lari dari keadaan ini
Ketika
robohnya raga dalam nyaman dan hangatnya
Pelukan
dan syahdunya kebersamaan
Saat
darahku mengalir cepat dan detakan jantung
Tak
seperti biasa karena ciuman panjang cinta mendarat
Pada
dinginnya bibir ini yang hanya diam tak mampu lari
Seperti
dirimu juga keadaanku
Yang
terpana oleh eloknya kecantikan.
*malam bawakan cerita ini melalui sang waktu
Menutup
matapun masih bisa engkau lihat aku,engkau
Tutup
telingamu;namun suaraku masih dapat engkau dengar*
Yaa
robbana, yang maha mendengar
Liputilah
diri hamba dengan kelembutan
Supaya
tampak indah diri ini dengan hiasan ini, doaku
Hari
ini, untuk sekarang dan hari-hari kemudian.
terima kasih Alloh, yang telah ciptakan
sifat sombong dalam diri, karena hal itu
Ironis memang ketika egois merupakan sifat
yang buruk tetapi menjadikan kuat bagitku, sehingga aku terlepas dari bantuan
manusia hanya Alloh harapanku yang tak lelahku menadahkan tangan dan pinta.
Dalam hati dan pikiranku karena titik akhirnya akulah sendiri yang merasakan
perih dan sakitnya segala resiko yang timbul dari tindakanku.
mencoba tumpahkan gelisahku layaknya
sahabat yang temani begitu juga pena untuk sang penulis.
Walau tanpa unsur estetis kali ini
hanya ingin coba jujur saja sekedar bercerita hilangkan penat yang bebani aku.
Komentar
Posting Komentar